Cengkraman Kerinduan



Cengkraman Kerinduan


Tahukah kamu?
Apa yang telah terlukis dalam kedamaian hati ini?
Kau datang membawa warna yang mungkin belum ada
Menjadikan hati ini indah yang belum singgah

Tapi...
Kenapa kamu hadir juga dengan belati yang senantiasa mengiris hati
Menjadikan jiwa pilu
Mengundang hujan dipelupuk mataku

Bukan salahmu...
Salahku yang tak berucap
Kegundahan menyeruak dalam jiwa raga
Berusaha meragas warna itu

Pilu jiwa sayup menghentikan langkah
Bunga indah nan elok
Tak kan berhenti melangkah
Walau jiwa tercengkram kerinduan yang menjurang

Merakit dan terus merakit keteguhan jiwa
Bangkit dan terus bangkit
Langkah kan terus berjalan dengan matahari dan bulan
Yang terus menyapa

Tapi...
Cengkraman kerinduanku terus menyeruak
Menjadikan sayatan yang mendalam

Apa kamu rasa?
Sakitkah?
Katakanlah...

Jiwa raga bertahan akan warna ini
Tak kuasa sayatan demi sayatan yang ada
Tak kuasa pula menentang ketetapan yang ada
Hujan mengalir derasa disaat ku tak mampu menampungnya

Tapi...
Apa kamu rasa?
Aku disini tercengkram kerinduan
Akan dirimu...

Mengapa sulit untuk meniadakannya
Mengapa sulit berhenti untuk merindumu
Selalu dan selalu keindahanmu menyapa
Membuat sayatan semakin dalam

Dapatkah kamu mendengar bisikan suara hatiku?
Yang kukirim melalui angin
Yang selalu teruntai dalam bait do’aku
Yang terkadang kusentuh dengan bunga tidurku

Mungkin kamu tak disana
Karena... itu hanya bayangan yang turut
Merajut menyembuhkan sayatan yang ada
Tuk tetap teguh menghadapi tajamnya belati yang menusuk

Terima kasih, kamu telah ada dalam dentuman nafasku
Terima kasih, atas semuanya...
Kau telah mengajarkanku apa itu cinta
Cinta yang tak terucap, Terima kasih...



Humaira Qonita
Jakarta, 07 Desember 2013

Komentar